Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memiliki buah hati dengan Riwayat PCOS dibawah supervisi Dokter Indra NC Anwar, Sp. OG

“Kok belum hamil-hamil sih ?” 
“Kapan punya anak ?” 

Itu pertanyaan yang kerap kali diajukan pada ku dan suami. Yang biasanya hanya kami jawab dengan senyuman sambil bilang “Iya, didoain aja”. padahal hati tertekan, pikiran stress. Alih-alih memberi solusi dengan menunjukan Dokter ahli kesuburan yang tepat, mereka hanya bisa bertanya, menambah beban rasa. Aku lebih memilih menarik diri dari lingkungan toxic 

 Entah bagaimana menjelaskan ke semua orang bahwa aku menderita PCOS (polycystic ovarian syndrome) adalah gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia subur. Penderita PCOS mengalami gangguan menstruasi dan memiliki kadar hormon maskulin (hormon androgen) yang berlebihan. Hormon androgen yang berlebih pada penderita PCOS dapat mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong-kantong berisi cairan. Akibatnya, sel telur tidak berkembang sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur. Entah bagaimana juga memberitahu ke semua orang bahwa PCOS membutuhkan penanganan khusus. Sejak lama, memang haidku tidak teratur. Aku pernah konsul ke Dokter kandungan tapi pemeriksaan tidak bisa dilakukan secara menyeluruh karena Aku belum menikah. 

 Aku menikah bulan Desember 2017. Dua bulan setelahnya, Aku kembali memeriksakan diri ke Dokter kandungan di kota Bogor. Kali ini, alat USG transvaginal bisa masuk ke dalam vagina untuk memeriksa kondisi rongga rahim. dari dokter ini, Aku tahu bahwa Aku menderita PCOS. Pengobatan dilakukan, dokter menyarankan untuk diet tinggi protein dan rendah karbohidrat. Setelah 6 bulan, haid masih saja tidak teratur. 

Kami mulai mencari tau dengan bertanya pada keluarga yang memiliki latar belakang medis tentang dokter mana yang bagus. Dokter yang bisa menangani masalah PCOS ini sehingga kami bisa punya anak. Kami dapat rekomendasi seorang Dokter di Cirebon. Hampir 6 bulan berobat, menempuh perjalanan Bogor- Cirebon, Aku bisa haid memang, tapi sebatas itu aja. Tidak ada ujungnya. Tidak ada terapi untuk kami bisa punya anak. oleh perawat yang membantu dokter tsb, Kami disarankan ke RSIA Bunda Jakarta. 

Sempat diperbaiki siklus haidnya selama 1,5 tahun, lalu mengikuti saran untuk pindah ke Morula IVF Jakarta, sebuah klinik kesuburan tidak jauh dari RSIA Bunda Jakarta. Sempat berobat, tapi tidak sreg dihati dengan dokternya. Lalu kembali mencari-cari rekomendasi Dokter lain. 

Kami bertemu Dokter Indra Nurzam Chalik Anwar, Sp.OG. Beliau berprtaktek setiap hari Senin sampai Sabtu jam 10-14 di Morula IVF Jakarta. Dokter Indra melakukan evaluasi dan pemeriksaan secara menyeluruh mengenai gangguan haid dan tidak kunjung hamilnya Aku setelah 2 tahun Kami menikah. 

Dokter Indra melakukan Analisa sperma suami, kemudian menginduksi haid dan mengatur haidnya agar normal kembali, Aku menjalaninya selama 4 bulan dengan konsumsi obat-obatan. Kemudian, Dokter Indra menyarankan untuk Inseminasi. Harapanku melambung tinggi. Terlalu tinggi. Dan dihempas kenyatan bahwa upaya itu gagal. Aku drop, kecewa, sedih…karena merasa sia-sia, Aku memutuskan untuk stop. Menenangkan diri supaya tidak stress. Berkat dukungan keluarga, Aku dan suami balik lagi menemui Dokter Indra. Bertanya lagi, “Apa yang sebaiknya kami lakukan ?” sambil menyemangati diri. Orang-orang datang ke Morula bisa hamil, kenapa kami tidak ? 

Dokter Indra bilang, Inseminasi bisa diulang sampai 3 kali. Kami memutuskan untuk melakukan Inseminasi yang kedua. Alhamdullilah, kali ini berhasil. Kami berbahabgia, semua orang bersukacita. Tapi di minggu ke 6 kehamilan, janin tidak berkembang. Blighted Ovum. Kami drop lagi. Aku memutuskan untuk stop. Tapi suami dan keluarga besar terus mendorong dan memberi semangat. Dokter Indra memberi pilihan. Untuk kami mengulang Inseminasi lagi, melakukan Laparoskopi atau langsung masuk ke program bayi tabung. Sempat berpikir untuk mengikuti program bayi tabung, atau Laparoskopi. Tapi takut. 

Akhirnya, kami memutuskan untuk mengulang lagi inseminasi. Pengulangan demi pengulangan tindakan ini membuat kami belajar, untuk mempersiapkan segalanya lebih baik. waktu perjalanan Bogor- Jakarta, biaya, tenaga dan emosi yang tercurah demi upaya mendapatkan buah hati, membuahkan hasil yang manis. Alhamdullilah, Aku berhasil hamil kembali. 





Hingga usia kandungan 34 minggu, Kami memutuskan untuk pindah kontrol dan melahirkan di Bogor. Dengan persalinan normal, pada tanggal 17 Agustus 2020 putra pertama kami lahir dengan selamat dan sehat, kami memberinya nama Hanindito Khawarizmi Aydin Kareen (Khawa). 




 Pesan Kami untuk para pejuang buah hati yang masih berusaha mewujudkan mimpinya memiliki anak ; 
1. Banyak berdoa, bulatkan niat
2. Nurut aja sama Dokternya 
3. Kalau gagal, jadikan motivasi. Karena Allah berikan masalah sudah lengkap dengan solusinya. 
4. Semangat terus, abaikan apa kata orang yang tidak memberi solusi.

Setelah berganti-ganti dokter, Aku akhirnya paham, bahwa tidak semua dokter kandungan bisa menanagani kesuburan dan tidak semua dokter kandungan bisa diajak ngobrol, sharing dan memberi edukasi…Dokter Indra seperti orangtua kami sendiri. Memberi tahu, memberi pilihan tapi keputusan ada pada kami. Tidak memaksa. Dokter Indra menghargai apapun yang pilihan kami. Dokter Indra sebatas memberi saran. 

Kami nyaman dengan pelayanan di Morula IVF Jakarta. Kami menjadi salah satu pasangan pejuang buah hati yang berhasil mewujudkan mimpi menjadi orangtua. 

Terimakasih, Dokter Indra, Terimakasih Morula, Terimakasih pada semua staff dan perawat Morula IVF, Terimakasih kami pada keluarga besar dan seluruh orang-orang positif yang sudah mendukung upaya kami. 

Salam dua garis biru, Khoiru Ummah Laily Ahmadani – Widarma – Hanindito Khawarizmi Aydin Kareen




Posting Komentar untuk "Memiliki buah hati dengan Riwayat PCOS dibawah supervisi Dokter Indra NC Anwar, Sp. OG"