ASA (Antibodi Antisperma) dan Teratozoospermia TIDAK bisa menghentikan mimpi kami memiliki buah hati
Setelah tiga tahun menikah tapi belum juga dikaruniai
buah hati, Saya dan suami mulai berobat ke seorang dokter kandungan ahli
kesuburan di Bandung. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa sperma suami memiliki
kelainan berdasarkan Analisa sperma. Yaitu Teratozoospermia. Namun, dokter
bilang bahwa kami masih bisa hamil alami. Dokter hanya meresepkan vitamin dan
melakukan HSG (Histerosalpingografi). Setelah satu tahun melakukan program
hamil tanpa hasil, Suami pindah tugas ke Jakarta.
Tahun 2014 Kami melanjutkan ikhtiar memiliki anak ke sebuah RSIA di timur Jakarta. Dokter kandungan ahli kesuburan menguatkan diagnosa dokter di Bandung bahwa suami memiliki kelainan sperma, kali ini, dokter juga menyatakan bahwa ketidaksuburban kami juga disebabkan karena ASA (Antibodi Anti Sperma) yang sangat tinggi (1:131152), jadi, tubuh saya menolak sperma yang masuk. Dokter menyarankan untuk Imunisasi Leukosit Suami (ILS) atau biasa dikenal dengan Paternal Leukocyte Immunization (PLI) dengan cara suntik, saya melakukan ILS ini selama setahun. Setelah itu, Dokter melakukan Inseminasi, tapi tidak berhasil.
Hal terberat dari ikhtiar memiliki buah hati bukan pada vonis dokter dan kegagalan yang kami hadapi. Melainkan pada kicauan “Burung” yang berbisa. Mereka mendiskriditkan dan menghamiki. Seolah memiliki anak sebatas keinginan manusia. Padahal, manusia hanya bisa berusaha tapi Allah yang sepenuhnya menentukan siapa pasangan yang sudah waktunya dipercaya mengemban amanahnya. Suami dan keluarga inti percaya bahwa kami bisa menjadi orangtua suatu saat nanti. Maka, berkumpul dengan orang-orang yang positif dan memiliki solusi adalah hal penting yang dapat menjaga semangat dan Kesehatan mental pejuang buah hati.
Kami mencoba alternatif lain seperti herbal dan pijat. Sekitar 1,5 tahun. tapi tidak juga ada hasilnya.
Tahun 2017 seorang teman yang juga pejuang buah hati, namun sudah sukses memiliki anak. merekomendasikan Klinik Morula IVF Jakarta. Kami mulai mencari dokter kandungan ahli kesuburan yang berpraktek di Morula IVF Jakarta. Akhirnya, kami memilih Dokter Indra Nurzam Chalik Anwar, Sp.OG. dengan pertimbangan, beliau merupakan dokter paling senior di Morula, memiliki pengalaman sejak tahun 1997 bahkan bayi tabung pertama di Morula lahir melalui tangan dingin beliau. Kami percaya, bahwa melalui Dokter Indra, Allah akan menitipkan anugrah terindahnya untuk kami memiliki buah hati.
Janin itu terus tumbuh di dalam rahim saya. Rasanya senang sekali. saya menikmati setiap detik kehamilan ini hingga bayi laki-laki yang kami beri nama Haidar Fadhil Muhamad lahir dengan selamat dan sehat pada tanggal 7 Juni 2019, setelah Sembilan tahun kami menantinya.
Kami nyaman dengan dokter Indra. Beliau ramah, teliti dan komunikatif. Setiap datang konsultasi, selalu ada semangat dan doa yang beliau sampaikan melalui kata-katanya. Perawat dan staf Morula juga begitu ramah dan melayani.
Bayi tabung memang mahal, tapi cukup layak untuk dicoba. Teknologi bayi tabung ini menuntaskan rasa penasaran dan prosesnya bisa dicerna dengan logika dan ilmu. Bayi tabung ini mahal, tapi kalau cara alternatif dihitung nominalnya sepertinya juga tidak kalah besar.
Pesan Saya untuk para pasangan pejuang buah hati yang masih berusaha mewujudkan mimpinya, jangan pernah patah semangat. Cinta kalian sedang diuji. Jangan berhenti berikhtiar, terus berdoa dan sabar menghadapi apapun hasilnya.
Saat ini, Haidar telah berusia 1 tahun 8 bulan. Saya dan suami tengah bersiap untuk transfer embrio kami yang ketiga yang masih tersimpan beku di Morula IVF Jakarta, semoga bisa lahir dengan sehat ke dunia dan menjadi bagian dari keluraga kami, menjadi adik Haidar.
Salam dua garis biru dari kami,
Dewi Aprita Herwindarti – Arief Haikal Muhammad – Haidar Fadhil Muhamad
Posting Komentar untuk "ASA (Antibodi Antisperma) dan Teratozoospermia TIDAK bisa menghentikan mimpi kami memiliki buah hati"