Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4,5 tahun menanti Buah Hati karena PCOS dan Kelainan Sperma, dibayar tunai dengan kehadiran LADYZIA KHANSA SABIHA melalui program hamil bayi tabung



Cerita tentang perjuangan mendapatkan buah hati. 

Kami menikah di awal tahun 2012 tepatnya tgl 7 januari, kami lama menanti buah hati kurang lebih selama 4.5 tahun.

Di tahun ke dua pernikahan, kami memutuskan untuk program hamil. Saat kami itu mencoba program disalah satu RS di kota Bekasi. Setelah kami melakukan pengecekan oleh Dokter Obsgyn, Dokter mendiagnosa Saya PCOS (Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome)
dan Dokter bilang Sperma Suami volumenya terlalu sedikit dan pergerakan nya tidak bagus.

Saat itu, dokter sudah menyarankan untuk program bayi tabung. tapi kami belum siap dan belum yakin. akhirnya dokter memberikan pilihan untuk mencoba inseminasi.2 kali kami menjalani inseminasi, gagal.

Kemudian kami coba pindah ke RS lain yang masih berada di kota Bekasi (sesuai domisili kami). Pikir kami, barangkali dengan berganti RS dan berganti dokter bisa berbeda penanganannya.

Tapi ternyata kasus kami tetap sama. dan kami mencoba peruntungan untuk melakukan inseminasi kembali. dan gagal lagi. Selain medis, kami juga berobat alternatif (tak terhitung berapa kali tempat yang kami datangi). 

Setelah itu, sempat putus asa karena saya tak kunjung hamil dan memutuskan untuk istirahat selama beberapa bulan untuk sama sekali tidak memikirkan kehamilan dan program hamil. tujuannya untuk refreshing saja biar kami tidak stress setelah 3x insem dan beberapa kali ganti dokter.

Awal tahun 2016 (tepatnya tgl 19 Januari) akhirnya kami memutuskan untuk program bayi tabung. Untuk itu kami memilih BIC (Bunda Internasional Clinik) di Menteng. 
Kami mendapatkan informasi tentang BIC dari teman.

Pada saat datang ke BIC, Kami sempat bingung memilih dokter. karena kami benar-benar minim informasi tentang siapa-siapa dokter yang  berpraktek di BIC ? 

Untungnya, ada bagian informasi sangat ramah yang membantu kami menerangkan satu persatu dokter yang berpraktek disana. dan mereka menyarankan kan kami untuk program hamil dibawah supervisi dokter Indra Nurzam Chalik Anwar, Sp.OG. Karena menurut mereka, dokter Indra adalah dokter yg pertama kali menangani bayi tabung dan dengan yakin kami mempercayai dokter Indra untuk mewujudkan impian kami memiliki buah hati melalui program bayi tabung. 

Awal bertemu dokter Indra, beliau sempat menawarkan untuk tidak langsung bayi tabung. Hanya saja, kami sudah benar-benar mantap dan siap untuk langsung program hamil bayi tabung saja (karena pengalaman 3kali gagal inseminasi dan mengingat usia kami yang saat itu saya berusia 32th dan suami 42th).

Kemudian juga dokter Indra menjelaskan tingkat presentase keberhasilan mengingat usia kami, terutama saya yg sudah lebih dari 30th. 

Tapi beliau tetap memberi kami semangat untuk tetap optimis. Untungnya lagi, dokter Indra benar-benar tidak memaksakan kami untuk melakukan senua pemeriksaan dari awal karena kami masih punya berkas-berkas  pemeriksaan sebelumnya. saat inseminasi yang kebetulan hasil pemeriksaan sebelumnya belum melampaui satu tahun sebelumnya. Dokter Indra saat itu bilang "pakai ini saja, sayang duitnya kalo harus cek dari awal lagi. ini masih bisa karena belum sampai 1 tahun"  Jadi, kami bisa berhemat. 

Proses kami memang tidak begitu lama karena berkas lengkap dan kami memang sudah mantap untuk bayi tabung. 

Tanggal 13 Februari proses dimulai. Setelah semua proses dilalui, tiba saatnya untuk mengetahui jumlah embrio yang akan di transfer. Ternyata, kami hanya mendapatkan 2 embrio yang bisa di transfer dan itu pun di level good (level kedua). 

Setelah mendengarkan penjelasan bagaimana baik buruknya tentang embrio yang hanya di level good. Saat itu hanya bisa pasrah sama Allah SWT dan Bismillah memutuskan mentransfer kedua embrio tersebut. Dokter Indra pun menyetujui keputusan kami (berharap kalau berhasil bisa jadi kembar.. kalaupun tidak kembar.. minimal salah satu nya berkembang). 

Pada saat Embrio Transfer (ET), kami di bantu oleh dr. Aryando. Karena pada saat jadwal ET yang di tentukan dr.indra berhalangan hadir dan beliau mempercayakan dr. Aryando untuk menggantikannya. Setelah proses ET, diberitahukan apa saja yang bisa dilakukan selama menungggu hasil. Pokoknya, selama proses menunggu cuma bisa pasrah...pasrah dan pasrah..apapun hasilnya itu yang terbaik dari Allah SWT dan kami sangat siap dengan hasil yang terburuk sekalipun. 

Setelah 1 Minggu ET, salah satu suster ada yang menyarankan untuk testpack. cuma karena saya sudah sebel dengan testpack (karena tidak pernah bergaris dua hasilnya) jadi, saya memutuskan menunggu sampai akhir minggu kedua dan saya lebih percaya dengan hasil tes darah/lab daripada testpack yaitu pemeriksaan BhCG. 

Tanggal 12 Maret 2016 akhirnya tiba pembagian "raport"(kami ingat betul, saat itu sudah malam dan dokter Indra tidak ada jadwal praktek) setelah mengambil surat di BIC, dalam perjalanan pulang di mobil kami bingung, belum paham dengan hasilnya apakah positif atau negatif ? 

Akhirnya, kami memutuskan untuk mengirim pesan singkat pada Zuster Rima (karena pas dikasih amplop, Zuster disana bilang, kalau ada pertanyaan bisa hubungi Zuster Rima)
Kami WA Zuster Rima sambil mengirim foto hasil lab. Kemudian di balas oleh Zuster Rima dengan ucapan "Selamat dan sehat selalu yaa ibu" membaca pesan balasan Zuster Rima, Saya bingung dan tidak mengerti. ini selamat atas apa ? karena tidak diberi tau mengenai selamat atas positif hamil atau selamat malam...

Sampai akhirnya beliau memberitahukan, bahwa saya positif hamil ! Sepanjang jalan cuma bisa menangis meluapkan perasaan bahagia dan mengucap syukur. 

Alhamdulillah, selama kehamilan Saya tidak banyak keluhan. karena memang hasil screening saya tidak ada riwayat penyakit berbahaya dan pengentalan darah. 

Hari Jum'at, Tanggal 28 Oktober 2016 lahir  buah hati kami di RSIA BUNDA MENTENG yang berjenis kelamin perempuan, kami memberi nama "LADYZIA KHANSA SABIHA " Berat lahir 3.310gr dengan Panjang 47cm
Pukul : 9.35 WIB dengan proses lahir dengan operasi Sectio Caesaria (SC). Kami memutuskan SC karena saat kontrol terakhir, dokter Indra bilang "kepala baby-nya stay disana aja nih bu..ga turun2 ke panggul dan berat baby-nya sudah lebih dari cukup dan siap lahir...sesar saja yaa Bu atau kita eksekusi sekarang"

Terimakasih banyak dokter Indra sebagai perpanjangan tangan ALLAH SWT dalam mewujudkan impian kami memiliki buah hati. Semoga dokter Indra selalu dalam lindungan Allah SWT dan diberikan kesehatan agar semakin banyak pejuang buah hati yang bisa dibantu dalam mewujudkan memiliki buah hati.. Aamiiin

Ada kalimat dokter Indra yang tidak akan pernah saya lupa sampai detik ini. Setiap saya tanya "dok makanan apa saja / ada pantangan ga dok untuk makanan selama kehamilan?"
Jawaban beliau "ga ada Bu...pantangannya cuma makanan yang enggak enak, ga bisa di makan sama makanan basi"
Dan ada 1 kalimat lagi, yaitu "kita eksekusi sekarang aja"
Hahahaa...langsung shock saat mendengar kalimat itu. 

Alhamdulillah, anak kami tumbuh sehat, aktif, ceria dan bawel. Saat ini anak kami Zia sudah berusia 4th 5bln
Dengan Berat badan 29kg dan tinggi 125cm.




Posting Komentar untuk " 4,5 tahun menanti Buah Hati karena PCOS dan Kelainan Sperma, dibayar tunai dengan kehadiran LADYZIA KHANSA SABIHA melalui program hamil bayi tabung"