Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Allah akan ambil dengan caraNya (part 1)

Allah akan ambil dengan cara NYA (part 1)

Sebut saja namanya Delima. Sudah setahun ini dia kerja di rumah kami. datang setiap jam 7.30 pagi dan pulang jam 14. Ibu dari dua orang anak, suaminya pegawai honor di kantor pemerintah daerah. Delima tinggal tidak jauh dari rumah kami. 

Kinerjanya so-so aja...seringnya kerjaan belum selesai sudah mau pulang. Kalau tidak pandemi, sepulang kerja dia keliling kampung menjajakan apa saja. orangnya riang, suka nyanyi dan senang bercerita. Apa aja diceritakan ya. Kalau cerita tidak cukup sekali, seolah dia lupa. Sampe budeg kami semua mendengarnya. Seperti beberapa hari lalu, saat dia kehilangan uang 100 ribu di rumahnya. Berhari-hari dia ceritakan lengkap dengan drama tidak bisa tidur, tidak enak makan sampe ijin tidak masuk karena sakit. Kami semua menasehatinya untum mengikhlaskan. Karena biasanya, sesuatu yang hilang akan diganti dengan yang lebih baik oleh Allah. Tapi seperti yang sudah-sudah, kalo dinasehati dia selalu jawab. 

Dia juga sangat perhitungan terhadap uang, bahkan untuk dirinya sendiri dan terkesan mau enak sendiri. 

Suatu hari, dia pulang dari kampung dan menaruh makanan diatas meja makan. Oleh-oleh katanya. kami semua mencobanya. sewaktu dia hendak pamit pulang, dia menagihnya. Aku marah, tidak begitu caranya berdagang. Begitu juga kalau dia pulang lewat dari waktunya seharusnya pulang, dia akan minta uang lembur. Kalau pengasuh Hanim pulang, dia bantu jaga, dia minta uang lebih. Kalau ada pekerjaan-pekerjaan yang menurut dia ekstra, dia minta uang lebih. Menurut dia loh yaaaaaa...padahal itu termasuk jobdesnya. Terakhir, aku murka karena dia minta uang ke Mama atas jasanya membersihkan kolam. Sejak pandemi Mama memang tinggal sama kami. 

Dia lupa, dia bebas makan apa aja yang kami punya. Tiap hari bawa pulang lauk yang dia masak . Klo bantuin beberes lemari, adaaaa aja yang ddia minta. Bahkan, klo aku belanja, baru juga masuk rumah belanjaannya. Dia sudah bajak, "bagi ya bu" dan aku selalu bilang iya. Mama ajarin buat berbagi dan tidak berhitung dengan makanan kita yang dimakan oleh oranglain. 

Pegel ati ngajarin orang gede tua urusan "take and give" saling memberi dan saling menerima. Akhirnya, ku bilang dia dengan tegas "Enggak apa lu main itungan ama gue, asal lu tau klo otak gue lebih kikir dari kalkulator cina"

Kemarin, dia minta tolong atas masalah yang tengah dihadapinya. Dia dan dua adiknya menerima gadai 3 buah mobil dari seorang Polisi di kampungnya. Polisi lulusan SMA di Kampung itu terpandang looooh...dua bulan kemudian, mobil itu diambil tanpa uang yang dikembalikan. Mereka percaya saja. Ternyata yang digadaikan ke mereka itu mobil rental. Saat mereka menagih uangnya, Polisi yang tengah terlilit hutang itu hanya janji-janji. Mereka bingung karena yang dihadapinya adalah aparat negara. Tidak sampai dalam logika mereka bagaimana polisi dihakimi oleh polisi. Seumur hidup mereka tidak pernah mendengar nama Provost. 

"Berani bayar gue berapa buat nolongin urusan beginian ?" Tanyaku lempeng

Delima melongo




Posting Komentar untuk "Allah akan ambil dengan caraNya (part 1)"