Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

6 tahun menikah, Pejuang PCOS ini berhasil memiliki 2 anak laki-laki setelah 3x keguguran dibawah supervisi dr. Indra NC Anwar, Sp.OG.

Sejak gadis, Saya memiliki masalah dengan haid yang tidak teratur. Hingga Saya menikah dengan suami, Richard Arnaldo Djanggola pada 12 Maret 2008, hal itu masih terus terjadi.



Maka, pada tanggal 27 Feb 2009 Saya mulai memeriksakan diri di Morula IVF Jakarta. Sebuah klinik spesialis kesuburan dibilangan Menteng. Sengaja kami datang jauh-jauh dari Palu - Sulawesi tengah untuk berikhtiar mengenai keluhan haid yang tidak teratur dan sering flek hitam. Juga untuk mewujudkan mimpi kami memiliki buah hati. Kodratullah, Saya dan suami bertemu dengan dokter Indra Nurzam Chalik Anwar, Sp.OG. dokter Indra mendiagnosa saya menderita PCOS (Polycystic Ovarian Syndrom) dan memberikan Lutenyl untuk mengatur siklus haid. Beliau mengatakan, apabila haid tidak teratur artinya telur tidak tumbuh 😭 lalu bagaimana kami bisa memiliki anak ? ☹️




Bulan berikutnya, Saya papsmear. setelah haid hari ke 3 minum Pinfet dan dibulan yang sama melakukan HSG dan foto 4D, diketahui ada polip. Maka, untuk mengatur hormon dari bulan ke 3- 11 tahun 2009 minum Pinfetil, diet dan olahraga. Tapi belum juga hamil. 

Pada Desember 2009, Dokter Indra menyarankan untuk dilakukan kuret polip untuk mempersiapkan rahim jika positif hamil. Lalu, Saya  minum obat hormon pasca kuret kurang lebih 6 bulan. 

Dibulan Juli 2010, dokter Indra menyarankan Inseminasi, Gagal. Setelah itu, pada September 2010 pasca inseminasi Saya sempat hamil namun yang mengalami Blighted Ovum (BO) dan harus dikeluarkan pada Oktober 2010. 

Setelah menjalani pemulihan rahim selama 3 bulan dan konsumsi obat hormon sejak Januari- Juli 2011, Juli 2011 Saya tidak mendapat haid dan ternyata positif hamil. Namun, pada 3 September 2011 janin tiba-tiba tidak bergerak padahal janin sudah terbentuk sempurna. sehingga terpaksa harus dilakukan kuretase untuk mengeluarkan janin. 

Setelah itu, Saya kembali menjalani pemulihan rahimselama 3 bulan dan mengkonsumsi obat hormon. Maret 2012 Saya kembali hamil dan lagi-lagi terjadi blighted ovum. Sehingga janin harus dikeluarkan pada April 2012. 

Hati saya hancur. meskipun suami dan keluarga inti selalu memberikan dukungan, namun tidak sedikit orang di luar sana yang bicara mengenai belum adanya anak dalam pernikahan kami. Sebagai perempuan, Saya merasa sebagai pihak yang paling bertanggung jawab. Terlebih lagi, suami saya merupakan putra sulung dari dua bersaudara. Saya memiliki beban mental untuk memberi keturunan.

Saat itu, Mertua sudah menyarankan agar kami menjalankan pemeriksaan dan mengikuti program bayi tanung di Singapur tapi Saya dan Suami tidak mau. Kami sudah merasa cocok dengan dokter Indra. karena toh Saya bisa hamil. 

Setelah itu, haid kembali tidak teratur. Kami kembali ke dokter Indra untuk mengatur siklus haid. Dokter Indra menyarankan untuk Laparoskopi untuk merangsang indung telur dan apabila ada faktor penghambat kehamilan seperti endometriosis bisa dilakukan tindakan. Laproskopi dilakukan pada Febuari 2013. Setelah itu, Saya kembali menjalani pemulihan rahim dan mengatur siklus haid. 

Karena tidak kunjung hamil, Kami memutuskan untuk melakukan Inseminasi kedua pada bulan Oktober 2013, namun lagi-lagi kami belum berhasil. 

Meskipun dokter Indra tidak merekomendasikan untuk melakukan program bayi tabung, dengan alasan saya dan suami tidak memiliki masalah dalam kesuburan. Hanya saja, isu utamanya adalah janin yang saya kandung tidak dapat bertahan hingga dapat dilahirkan. 




Pada Januari 2014 Saya dan suami sepakat untuk melakukan program hamil bayi tabung. Pada saat OPU, karena PCOS Telur yang dipanen sebanyak 21 dan akhirnya saat menjadi embrio pada hari ke 5 blastosis hanya menghasilkan 4 embrio yang kualitasnya Excellent. Kami memutuskan untuk memasukan 2 embrio dalam keadaan fresh ke dalam rahim dan sisanya disimpan beku (Freezing Embrio). Dari 2 embrio yang dimasukan kedalam rahim, yang berkembang hanya satu. Alhamdullilah, Saya berhasil hamil kembali. 

Saat itu, dokter Indra sudah curiga bahwa saya memiliki kekentalan darah. Karena itu untuk mencegah keguguran, 
Kehamilan kali ini, Kami jaga betul. Selain diawasi dokter Indra yang baik, sabar dan selalu berusaha mengikuti maunya kami, Saya juga di pantau oleh dokter Hematologi Penyakit Dalam agar isu kekentalan darah tidak lagi menjadi penyebab janin tidak berkembang sehingga harus dikeluarkan. Kami takut dan trauma. Namun kami harus tetap optimis. Alhamdullilah, Saya memiliki suami yang selalu memberi dukungan. Selalu menemani Saya kemana-mana. Sementara Saya harus tetap di Jakarta untuk menjaga kehamilan kami, Suami bolak balik Jakarta-Palu 10 hari sekali. Seingat saya, Selama hamil anak pertama. Saya hanya kembali saat Idul Fitri ke Palu. 

Alhamdullilah pada 4 Oktober 2014 lahir putra pertama yang sehat, yang kami beri nama Kevin Rianozki Djanggola. Waktu itu, usia Saya sudah menginjak 36 tahun. Bahagia sekali rasanya menjadi seorang Ibu. meskipun Kevin harus masuk NICU karena akurasi oksigen dibawah 90. Namun, dihari kelima kami bisa membawa pulang Bayi Kevin ke rumah. Kami percaya, tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Kevin merupakan cucu kedua dari mertua Saya, Bapak Longki Djanggola. Karena Adik ipar lebih dulu memberinya cucu. 

Perkembangan Kevin anak kami sangat luar biasa.




Dua tahun kemudian, pada Agustus 2016 2 embrio yang masih kami simpan di Morula IVF Jakarta kembali ditransfer. Kali ini dalam keadaan beku. Lagi-lagi dari 2 embrio yang ditanam, hanya 1 yang berhasil berkembang dengan baik. Alhamdullilah,  pada 17 April 2017 lahir putra kedua kami dengan sehat, Kami menamainya Keindra Apdanurian Djanggola. 




Terimakasih untum dokter Indra yang telah membuat Kami nyaman. dokter Indra selalu ada untuk Kami, beliau mudah dihubungi dan praktek setiap hari di Morula.

Pesan Saya untuk para pejuang buah hati khususnya dengan PCOS, jangan patah semangat dan harus selalu optimis. Selalu memohon pada Allah agar diberi jalan terbaik, ditenangkan agar tidak stres menjalani cobaan ini dan mendengar ocehan orang. Disamping itu juga harus giat berolahraga serta makan makanan yang bergizi. dan jangan berharap yang muluk-muluk. berharaplah hanya pada Allah. 

Salam dua garis biru dari kami di Palu
Richard Arnaldo Djanggola - Surya Fibrianti Junus






Posting Komentar untuk " 6 tahun menikah, Pejuang PCOS ini berhasil memiliki 2 anak laki-laki setelah 3x keguguran dibawah supervisi dr. Indra NC Anwar, Sp.OG."