Lampung-Jakarta meraih asa memiliki buah hati hasil program bayi tabung dengan dr. Indra NC Anwar, Sp.OG di Morula IVF Jakarta
Minggu, 10 Oktober 2020 adalah hari kelahiran Fania Kesya Ramdhani. Bidadari kecil yang telah kami nantikan selama 9 tahun pernikahan. Alhamdullilah, Fania lahir dengan selamat. Anak ini adalah lambang dari segenap pengorbanan, ikhtiar dan kesabaran kami, Fitri dan Rhamdhani.
Kami menikah tahun 2011, waktu itu usiaku 23 tahun dan suami 25 tahun. dua tahun setelahpernikahan, kami berobat ke dokter kandungan di Lampung. Beliau memberitahu bahwa ada masalah padakami. Tapi kami belum tertarik untuk melakukan pengobatan sebagai
ikhtiar memiliki anak. Kami masih percaya bahwa bisa hamil alami.
“Nanti dululah,yang lebih dulu nikah aja belum dikasih” demikian yang ada dipikiran kami.Itu pikiran yang salah.
Di tahun keempat pernikahan, Saya berada pada fase “Untukapa sih mencari uang ? untuk siapa semua ini, kalau tidak ada anak ?”
Tahun kelima, Saya bangkit. Saya menstimulan pikiran positif pada diri ini. Bahwa “siapa yang akan mengurus kami dimasa tua nanti kalau tidak memiliki anak ? bagaimana kalau suami mendahului saya…saya akan hidup sendiri kalau tidak punya anak”
Tahun keenam, Saya sempat meminta suami untuk menikah lagi. Suami marah. Sebagai laki-laki, saya mengerti dia ingin punya anak kandung. Jika dia menemukan perempuan baik, yang dapat memberinya keturunan,
saya ikhlas untuk mundur. Membiarkan suami untuk menikah resmi dengan perempuan lain agar anaknya diakui oleh hukum.
Setelah mencoba berbagai macam pengobatan alternatif untuk memiliki anak,
mulai dari pijat, minum jamu, akupuntur...di tahun 2018 ada seorang teman pejuang buah
hati yang berhasil hamil. Dia tinggal di Surabaya. Dia menceritakan dengan detil proses yang telah ditempuhnya dalam program hamil bayi tabung. Dia berpesan, jika ingin mengikuti jejaknya, kami harus menyiapkan mental untuk menghadapi kegagalan. Karena memiliki anak sepenuhnya otoritas Allah. Dokter hanya perantara yang menyampaikan anugrah Allah untuk kami pejuang buah hati.
Kemudian, Saya diskusi dengan seorang senior.
Dia dokter polisi yang bertugas di kantor kami. Beliau merekomendasikan seorang
dokter ahli kandungan yang focus terhadap kesuburan dan telah banyak membantu
para pejuang buah hati untuk memiliki anak. dokter itu bernama dokter Indra Nurzam
Chalik Anwar. Berpraktek di Morula IVF Jakarta. Dari tangan dr Indra bayi tabung pertama
di Klinik Morula lahir ditahun 1997.
Pada hari kedua haid pada Maret 2019, Saya dan suami terbang ke Jakarta
untuk bertemu dengan dr. Indra. Beliau bertanya mengenai apa maksud dan tujuan kami. Kami menceritakan segala keluh kesah dan kami jawab, kami inginpunya anak.
setelah mendengarkan semuanya dengan baik, dokter melakukan pemeriksaan pada kami. Hasilnya, sayatidak ada masalah. Tapi hasil Analisa suami Azoospermia. Dr. Indra
menyarankan untuk TESE/PESA (dilakukanpenyedokan sperma dari buah zakar).
Saya memulai program bayi tabung dengan melakukan penyuntikan telur sekitar 9 hari,
lalu pada bulai Mai 2019 dilakukan FET, gagal. Kami bertemu juga dengan kekecewaan.
Pesan dari teman sebelum memulai program hamil bayi tabung kembali terngiang. Waktu itu yang saya lakukan hanya bertanya pada suami “Kita sudahi sampai disini usaha
kita dalam memiliki anak atau mau lanjut ?”Suami menjawab “Lanjut” satu kata ini yang membakarsemangat saya sebagai seorang istri untuk terus berusaha mewujudkan mimpi
kami memiliki anak.
Kemudian kami melakukan pengobatan akupuntur. Bulan Juli kami mencoba FET untuk
kedua kalinya, hasilnya gagal lagi. Dokter Indra melakukan evaluasi penyebab kegagalan kedua FET, kami sepakat untuk dilakukan Laparoskopi (LO). Setelah itu, Kami melakukan
akupuntur dengan supervisi dokter spesialisakupuntur di Lampung, hasil rekomendasi dari
dokter akupuntur di Morula IVF Jakarta. Dalam proses akupuntur, kami betul-betul
menyiapkan diri untuk melakukan program bayi tabung lagi. Dokter akupuntur menemukan adanya infeksi Thypoid dalam darah saya yang dikhawatirkan akan mengganggu proses
bayi tabung, kami mengikuti saran dokter untuk mengobati infeksi terlebih dahulu.
Bulan Oktober, rencana akan dilakukan FET yang ketiga, namun, Bapak saya meninggal.
Saat-saat itu menjadi titik terendah dalam hidup saya. Saya mendengar berita bahwa
dua teman saya hamil alami, saya sedih. Rasanya ingin protes pada Allah “Saya yang program hamil, kok mereka yang hamil ? tidakah Allah salah alamat ?” buru-buru saya istighfar, Saya percaya Allah akan memberi anugrah terindahnya pada
waktu yang tepat.
Bulan Febuari 2020 Kami melakukan FET untuk ketigakalinya. Alhamdullilah kali ini
berhasil. Saya hamil, kehamilan pertama dalam hidup saya. Kami betul betul menjaga
kehamilan ini, kami tidak ingin terjadi hal buruk. Alhamdullilah kehamilan berjalan
dengan lancar.
Pada tanggal 10 Oktober 2020 telah lahir melalui operasi SC ; Fania Kesya Ramadhani,
buah hati yang kami perjuangkan dengan darah, keringat dan air mata.
Setelah gagal dua kali FET, Kami tetap percaya dengan dr. Indra. Kami tidak ingin
mengganti dokter, karena kami tidak mau bercerita mengenai keadaan kami dari awal
dan melakukan pemeriksaan dari awal lagi. Percaya dengan dokter yang menangani
ini penting. Saya juga selalu patuh dengan apa yang dr Indra katakan baik itu mengenai
makanan sehat, vitamin, dsb.
Morula IVF merupakan klinik dengan fasilitas, dokter, perawat dan kualitas yang bagus. Kami sebagai pasiaen tidak diperlakukan seperti orang sakit. Tidak juga seperti sedang berobat.
Untuk para pejuang buah hati yang masih mengejar mimpi, pesan saya, teruslah berusaha
dan kencengin shalat dan doanya. Jangan pernah berhenti berikhtiar apalagi menunda memiliki anak. karena keberhasilan bayi tabung sangat bergantung pada usia Ibu.
Sebelum memulai program bayi tabung, bersama suami harus menyiapkan mental dan tekad. Karena bayi tabung mahal, harus menabung. Banyak bertanya pada orang-orang yang telah berhasil dengan program bayi tabung dan banyak membaca. Supaya paham betul
apa yang sesungguhnya yang tengah diperjuangan. Bahwa rasa sakit dan apa yang dibayar dengan mahal ini adalah konsekuensi dalam mewujudkan mimpi. Tidak ada yang
menjanjikan ini akan berbuah manis, namun kita harus yakin, bahwa tidak ada hasil yang
mengkhianati usaha.
Salam dua garis biru dari Kami, Ramadhani Kurniawansyah (34 tahun) dan Fitri Yani (32 tahun)
Lampung tengah November 2020
Posting Komentar untuk "Lampung-Jakarta meraih asa memiliki buah hati hasil program bayi tabung dengan dr. Indra NC Anwar, Sp.OG di Morula IVF Jakarta"