Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ikut campur yang bermanfaat

Ikut campur yang bermanfaat

Awal 80 an di sebuah desa di pantai utara jawa, tersebutlah perempuan muda bernama kecipir. hasil perjodohan orangtuanya yang miskin, dia menikah dengan Kecombrang -lelaki yang berasal dari keluarga petani mapan untuk ukuran desanya. 

Oleh orangtua Kecombrang, sepasang suami istri itu dipinjamkan sebidang sawah tadah hujan. yang kemudian ditanami lombok -cabe berukuran besar. Kecipir sepenuh hati merawat tanamanan itu. siang malam, panas hujan dia berada di ladangnya. Mengasuh anak lelaki satu-satunya yang masih batita disana. Tiba waktu panen, hasil lombok mereka melimpah. karena hanya Kecipir yang menanam lombok, maka harganya naik berkali-kali lipat. Ekonomi kecipir dan kecombrang naik. Mereka berhasil membeli sebidang tanah, membangun rumah permanen dan membeli perhiasan. 

Lelaki diuji saat dia punya uang, demikian juga dengan kecombrang. Dia jatuh hati dengan seorang gadis dari desa nelayan. Kecipir tentu saja berang mengetahui hal itu. alih-alih membela kecipir, mereka memprovokasi agar keduanya bercerai. Kecipir dan putranya diusir dari rumah yang dia usahakan dengan keringat, darah dan airmatanya. tidak ada harta gono gini yang dibagi, diam-diam, kecombrang dan keluarganya membalik nama kepemilikan rumah tersebut. 

Saat proses cerai itu berlangsung, Kecipir ditagih pembayaran gorden yang dihutangnya dari seorang teman. Karena tidak punya uang, kecipir memilih datang ke rumah itu untuk mengambil gorden dan dikembalikan ke pemiliknya, sebagai bentuk itikad baik. Tapi setelah itu, Kecipir dilaporkan ke polisi atas tuduhan pencurian dan masuk ke rumah orang tanpa izin oleh Kecombrang dan keluarganya. Didalangi oleh seorang perwira Angkatan Darat, bergundik adik kecombrang. Perwira itu menekan Polisi untuk langsung memasukan kecipir ke penjara tanpa penyidikan. Polisi manut. Kecipir yang miskin, bodoh dan buta hukum masuk bui dengan putranya. 

Orang kampung memihak yang kaya, turut serta memaki dan mengutuk walau tidak tau duduk persoalan yang sebenarnya. Suatu hari, seorang keluarga jauh yang tengah bersekolah hukum berdiskusi mengenai masalah ini dengan temannya yang berprofesi sebagai wartawan dari kota. Wartawan yang bukan siapa-siapa itu, bahkan kenal saja tidak dengan kecipir, menghadap ke polisi, membela kecipir dan anaknya mati-matian. Polisi yang mati angin menghadapkan wartawan pada sang perwira "silahkan saja kalau anda masih ingin melanjutkan masalah ini, saya akan menyurati petinggi anda dimabes hankam terkait dengan poligami yang anda lakukan dan memuatnya di koran" serta merta, laporan dicabut. Kecipir dan putranya bebas begitu saja. resmi menjadi janda tanpa mendapat apa-apa kecuali anak. 

Kecipir besarkan anak itu seorang diri, hingga mandiri dan tidak merepotkannya. Kecipir masih hidup dan sehat, Keluarga kecombrang jatuh miskin, kecombrang dieret (diporotin) oleh si gadis desa nelayan sempat menikah lagi beberapakali namun hidup miskin di masatuanya. Kecombrang sempat datang ke rumah kecipir dan putranya. tapi keduanya memutuskan untuk tidak membuka pintu. Lelaki itu merana dalam kemiskinan hingga ajal menjemputnya. Si perwira sudah berkumpul dengan kecombrang di akhirat, mahasiswa hukum itu, kini menjdi seorang kepala desa yang jujur dan amanah. 

Entah bagaimana kabar wartawan baik itu. Semoga Allah senantiasa memberinya perlindungan dunia akhirat untuknya. Tanpa ikut campur dan pasang badan dari dia, mungkin kecipir dan putranya akan membusuk di penjara.

Posting Komentar untuk "Ikut campur yang bermanfaat"