Pengalaman Sukses Bayi Tabung dengan dr. Indra Nurzam Chalik Anwar, Sp.OG Setelah Gagal 10x Inseminasi, Gagal 1x IVF, Gagal 1x IVM (Maturation) dan Gagal 8x IVF Natural
Saya menikah dengan Suami pada tanggal 10 Juni 2007. Usia saya waktu itu 27 tahun dan suami saya 37 tahun. Melewati tahun ke lima pernikahan, suami yang awalnya merasa baik-baik saja dan belum mau memeriksakan diri, Berinisiatif untuk memulai langkah
memiliki buah hati.
Dari tempat tinggal kami di Jogja, Saya dan suami memeriksakan diri pada
sebuah Klinik Bayi Tabung di Jakarta. Dokter yang memeriksa kami, menyarankan untuk dilakukan inseminasi. Kami melakukannya 2 kali pada tanggal 13 Mai 2013 dan 11 Juni 2013. Keduanya gagal.
Kembali lagi ke Jogja, Kami memulai ikhtiar memiliki anak di sebuah rumah sakit besar
yang memiliki program bayi tabung. Setelah mendengar kami telah gagal 2 kali inseminasi,
dokter menyarankan untuk dilakukan Laparoskopi. Hasilnya, Tuba paten kiri dan kanan non paten. Setelah tindakan Laparoskopi yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 2013, dokter menyarankan kami untuk Inseminasi di Klinik pribadi beliau. Inseminasi dilakukan pada tanggal 9 September 2013 dan 10 Oktober 2013. Keduanya gagal. Kemudian, dokter kembali menyarankan kami untuk melakukan bayi tabung di rumahsakit tempat operasi laparoskopi dilakukan dulu. 30 Oktober 2013, Bayi tabung pertama yang kami lakukan, Hasilnya gagal.
Pada siklus haid berikutnya, Kami mengikuti saran dokter untuk melakukan IVM (In Vitro Maturation). IVM merupakan prosedur mendapatkan buah hati dengan cara pengambilan sel telur yang belum matang dan mematangkannya di luar tubuh dengan dibantu medium. Setelah matang, sperma baru akandipertemukan dengan sperma. Berberda dengan IVF yang pematangan sel telur terjadi di dalam tubuh dengan dibantu obat-obatan hormon,
setelah matang, baru diambil,dan dipertemukan dengan sperma suami di laboratorium. Embrio akan di tumbuhkan di luar tubuh selama 3-5 hari, kemudian dipilih yang terbaik
untuk ditransfer kembali ke dalam rahim. jika ada sisa, embrio yang bagus akan disimpan beku. Kami melakukan IVM pada tanggal 28 November 2013, Usahakami yang kedua, Gagal.
Tidak puas sampai disana, Kami mencoba Inseminasi sebanyak 6x dalam kurun waktu
Maret 2014 hinggaNovember 2014. Ditempat dan dengan Dokter yang sama. Total Inseminasi yang sudah kami jalani sebanyak 10 kali dan semuanya tanpa hasil.
Nasehat seorang teman, Kami mencoba bayi tabung di tempat yang lain. Kali ini pada sebuah Klinik Bayi Tabung yang tidakbegitu jauh dari Jogja, Klinik ini juga dikenal dengan IVF Natural. Dalam menjalani IVF Natural ini,Kami hanyadiberikan obat oral (minum). Sel telur yang didapat memanghanya sedikit. Pengalaman kami, rata-rata hanya mendapat 2-3 sel telur.
Kami mulai menjalani IVFN di sini pada 25 Febuari 2015 inimerupakan IVF Kami yang ke 3 disusul IVF yang ke 4 pada April 2015 hasilnya terjadi pembuahan.
Bisa mendapat embrio yang kemudian di transfer ke rahim saya tapi tidak terjadi kehamilan. Dokter menyarankan Kami Kuret untuk membersihkan rahim
(dengan harapan dapat memperbesarkemungkinan embrio menempel di rahim).
Pada Juli 2015, Kami kembali mengikuti program IVF di klinik yang sama dan dengan dokter yang sama pula. Hasilnya tidak ada Embrio, artinya tidak terjadi pembuahan lagi.
Pada Agustus 2015, Alhamdullilah, Saya berhasil hamil pada IVF Kami yang ke 6. Waktu itu, julmah B-HCG Saya 245,49. Hanya saja, janin berhenti berkembang pada usia kehamilan 9 minggu. Sehingga, harus di kuret. Kebahagiaan kami sirna seketika.
Tapi kami tetap percaya, bahwa Allah tidak pernah tidur. Kami ikhlas dengan apa yang Allah kehendaki.
Kami kembali mencoba IVF Natural pada Desember 2015 ini merupakan IVF ke 7 tapi lagi-lagi keberuntungan belum berpihak pada kami.
Karena tidak ada embrio yang dapat ditransfer.
Pada IVF yang ke 8 di Bulan Febuari 2016, Saya sempat dinyatakan positif hamil dengan B-HCG 279,40. Tapi kembali lagi, janin berhenti berkembang pada usia 8 minggu. Kuret kembali dilakukan. Kami sedih, tapi kami masih ingin mencoba terus. IVF bukan hanya perkara uang, tapi juga kesiapan mental. Cinta dan komitmen kami diuji disini. Kami saling menguatkan dan bertekad untuk terus berusaha.
Dokter yang menangani Saya memberitahu bahwa Beliau curiga Saya mengalami ASA (Anti Sperm Anti Bodi) karena saya mengalami 2 kali kehamilan dimana janinnya
tidakberkembang dengan baik. Dokter menyarankan kami untuk mengikuti Peternal
Leucocyte Immunization (PLI) pada sebuah Rumahsakit di bilangan Selatan Jakarta yang focus pada Imunologi Reproduksi. Kami menjalani ini hingga ASA normal.
Pada Juli 2016, Kami mencoba lagi melakukan IVF Natural yang ke 9 hasilnya tidak terdapat embrio.
Pada Desember 2016, Hasil IVF Kami yang ke 10, Saya kembali dinyatakan hamil dengan B-HCG 262,20. Tapi lagi-lagi, Allah berkendaklain. Saya hamil tapi BO (Blighted Ovum). Kami hanya bisaberdoa, semoga semua yang kami alami ini dapat
mengurangi hisab kami di akhirat.
IVF itu, pada dasarnya harus diulang. Untuk meningkatkan peluang hamil secara komulatif. Kami percaya, tidak Dokter yang ingin memberikan hasil buruk untuk pasiennya. Kami juga tidak berpikir untuk mencoba Program Bayi Tabung ke Luar Negri karena Kami hanya
dapat berbahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. alasan lain, karena Kami percaya dengan kemampuan dokter-dokter di Indonesia. mungkin, Allah belum mengijinkan kami menjadi
orangtua.
Sambil terus menjalani PLI, Kami berikhtiar ke Morula IVF Jakarta di Menteng. Kami menemui dokter Indra Nurzam ChalikAnwar, Sp.OG.
dengan membawa semua hasil pemeriksaan kami sebelumnya.
Dokter Indra mempelajari berkas, mendengarkan dengan seksama penuturan kami lalu
beliau melakukan evaluasi.
Bismillah, dibawah supervise dokter senior ini, Kami menjalani program bayi tabung yang ke 11.
Hasil pengalaman gagal bayi tabung sebanyak 10 kali dan membaca banyak literatur, Saya mengajukan permohonan pada dr. Indra untuk dilakukan IMSI
(Intra Cytoplasmic Morphologycally Sperm Selection). Dr. Indra menyetujuinya.
Alhamdullilah, kali ini ikhtiar yang Kami lakukan berhasil, Saya Positif hamil. Setelah detak jantung janin terdengar diusia 6 minggu, Kami kembali ke Jogja. Kali ini, kehamilan saya tidak ada masalah. Namun begitu, tanpa sepengetahuan dr. Indra, Kami terus menjalani PLI hingga usia kehamilan 4 bulan.
Pada tanggal 18 Januari 2018 Akhirnya Allah percaya pada kami untuk menjaga amanahnya dunia akhirat. Putra pertama kami, Pandu lahir dengan selamat. Tak henti kami bersyukur pada Allah...
Setelah Pandu berusia 2 Tahun, Kami kembali melakukan program bayi tabung dengan dr. Indra. Program bayi tabung kami yang 12 atau yang ke 2 dengan dr. Indra kembali berhasil. Saat ini, saya sedang mengandung 4 bulan, anak kedua Kami.
Dari pengalaman ini, dengan senang hati Kami bersedia berbagi sedikit tips untuk para
pejuang buah hati.
Dalam memilih Dokter, pilihlah yang senior. Yang sudah memilih banyak pengalaman.
Sebelum bertemu dr. Indra, Kami mendapat informasi bahwa dr. Indra merupakan
dokter pertama yang berhasil melalukan bayi tabung pertama di Morula IVF Jakarta pada tahun 1998.
Yang kami suka dari dr. Indra, beliau sangat solutif (memaparkan masalah dengan
mendetail dan segeramenemukan solusinya) dan tidak memberikan janji yang muluk-muluk. Dua hal ini membuat kami nyaman.
Dalam memilih Klinik Bayi Tabung, pilihlah yang tempatnya nyaman, terjangkau
dan memiliki teknologi yang mutakhir.
Berusahalah tetap ikhlas menjalani, salah satunya dengan berusaha tidak menghitung
apapun yang kami korbankan dalam berikhtiar memiliki buah hati. Jangan marah sama dokternya, karena Dokter hanya perantara Allah dalam menitipkan amanahnya.
Jangan juga saling menyalahkan. Cinta kalian sedang diuji. Memiliki buah hati merupakan komitmen seumur hidup, loh…
Teruslah berusaha semaksimal mungkin. Karena tidak pernah ada hasil yang
mengkhianati usaha.
Dan yang terakhir, jangan putus berdoa. Lalu pasrahkan semua pada Allah. Karena Allah maha segalanya. Ia tahu yang terbaik untuk Ummatnya. Tahu kapan waktu yang tepat mengirimkan amanahnya untuk kami dan paham apa yang kami butuhkan.
Semoga bermanfaat,
Dari Kami untuk Para Pejuang Buah Hati.
Sepasang Dokter sekaligus Pejuang buah hatiyang telah berbahagia di Jogjakarta.
Dr indra menyetujui terapi Pli tidak mom? Krn obgyn saya tdk menyetujui, sdgkan dokter penyakit dalam dan dokter andrologi suami setuju agar menurunkan tingkat ASA saya.Trims
BalasHapustidal ada terapi dan pemeriksaan PLI di Morula
Hapus