Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Si Miskin sang Tertuduh



Pasca banjir, isi rumah porak poranda. Lumpur dimana-mana. Suami sudah harus praktek. Jadwal operasi dan pasiennya menunggu. Mama tidak bisa diandalkan. Nisa, kk, mas dan kedua budenya Hanim Kami bahu membahu membersihkan rumah. Bingung mau ngerjain apa dulu. Karena semua kotor 😞 

Nis memutuskan untuk melobi para pemulung yang biasa memarkirkan gerobaknya di bawah pohon di dekat rumah kami, ditemani kk. Mereka baru aja sampai waktu nkami menghampiri, terbukti, gerobaknya masih kosong. Nis mengawalinya dengan berbasa basi mengenai banjir. Seorang Ibu memakai penutup kepala menjuntai panjaaaaang mengendarai motor dengan anak laki-laki membonceng di depan, mendatangi kami.

"Heh, kabel gua mana ?" Hardiknya

"Kabel apa, Bu?" Tanya salah satu dari pemulung itu heran

"Alah udah deh, enggak usah belagak bloon. Klo apa-apa ilang juga pasti tukang rongsong yang ngambil" jawabnya kasar

"Bu, ini gerobak saya. Pereksa aja" kata yang lain

Kami sontak berhenti bicara. Si Ibu kemudian turun dari motor dan sibuk melongok ke gerobak-gerobak. Sambil mulutnya terus mengomel "emang dasar maling, susah..." Nis sakit dengernya.

"Emang gimana, Bu ceritanya ?" Tanya Nisa

Matanya melolot. "Elu ya bini tukang pulung. Kagak berkah lu diempanin duit boleh nimpe. Orang ditinggal bentaran doank ke dalem. Udah ilang tuh kabel panjang"

Kk yang kaget liat nis dibentak langsung menyahut "emang pemulung disini mereka aja bu ?"

...Si Ibu diem

"Gini aja deh Bu, klo ibu punya bukti nih, kita berlima di sini (3 pemulung yang nisa kenal baik, kk dan nisa) yang ambil kabel, ibu. Mungkin ada rekaman cctv gitu. Bawa ke rumah saya, ini rumah saya (sambil nunjuk rumah). Saya ganti kabel panjang ibu ya" kata nisa

...Si Ibu melihat ke arah rumah, menaiki motornya dan pergi. 

Nis mempersilahkan teman-teman pemulung untuk memulai pekerjaan mereka di rumah kami. 

"Mama kok bisa ya udah dibentak begitu tetep jawab sopan. Mama dibilang istri pemulung lagi" kata kk dongkol

"Nikmat kan kak, rasanya diperlakukan oleh orang lain saat dia enggak tau siapa kita"

...kk menatapku

"Mangkanya, mama berharap kamu dan adik-adik menjadi "orang", menjadi menusia yang memanusiakan manusia lain, sayang" kataku sambil menyerahkan kain pel.

Posting Komentar untuk "Si Miskin sang Tertuduh"