Ada Madu di istana ku (TRUE STORY)
Post FB Nisa dua tahun lalu...
Sebut saja namanya lengkuas, wanita paruh baya yang sudah bekerja sebagai khadimat di gubug kami sejak empat tahun yang lalu.
Berbekal ijazah SMP tahun 80 an, Lengkuas muda merantau dari kampungnya di wonosobo. Sebuah pabrik garmen di bekasi menerimanya bekerja sebagai buruh harian. Dibekasi itu pula, lengkuas bertemu pria pilihannya yang kemudian memberinya 3 orang anak. Pria yang berasal dari etnis asli, putra seorang peraji. Laos namanya. Sehari-hari, laos bekerja sebagai supir truk. Menjelang wafatnya, ibu peraji membagi tanah warisannya. Lengkuas membeli tanah bagian dari kakak suaminya agar bisa memperluas rumahnya.
Tidak lama setelah lengkuas melahirkan anaknya yang ketiga, suaminya sering tidak pulang. Setelah bertanya kesana kemari...seorang teman suaminya yang iba namun meminta identitasnya dirahasikan memberitahu kalau suaminya telah menikah lagi dengan seorang janda muda di kota sebelah. Membawa bayi merah perempuan serta dua putra kecilnya, lengkuas berangkat menuju alamat yang diberikan Teman suaminya. Setelah berganti-ganti angkutan umum sejak pagi buta, menjelang siang lengkuas dan anak-anaknya bertemu dengan laos yang sedang mengikat batang kangkung.
"kirain nikah lagi sama orang kaya. Ternyata yang muda sama susahnya kayak saya" ucapan ini yang diingat si madu sepanjang masa sebagai penghinaan
Sejak pernikahan keduanya, laos tidak pernah lagi menafkahi lengkuas dan ketiga anaknya. Lengkuas banting tulang sendiri menjadi buruh harian pabrik untuk menafkahi diri dan anak-anaknya. Lengkuas tinggal di rumah suaminya yang sebagian lengkuas beli pakai uang hasil keringatnya sendiri. Lengkuas tinggal ditengah-tengah keluarga besar laos yang mendukung poligami itu. Sedangkan suaminya tinggal berpindah-pindah rumah kontrakan dengan istri baru dan dua putranya hasil pernikahan sirinya.
Puncaknya, saat ekonomi laos benar-benar terpuruk, laos membawa pulang istri muda dan dua putranya yang masih kecil-kecil. Tinggal satu atap bersama lengkuas dan ketiga anaknya selama bertahun-tahun hingga detik ini. Praktis, rumah berukuran 11 m x 6 m itu sesak dengan tiga orang dewasa dan 5 anak mereka. Laos membagi kamar depan untuk ditinggali bersama istri muda dan dua anaknya sedangkan kamar belakang untuk lengkuas beserta bayi dan dua anak laki-lakinya.
Lengkuas tidak berdaya kecuali menerima keadaan itu. Dimusuhi keluarga besar suaminya, malu kembali membebani orang tuanya yang tidak mampu, mendengar rintihan kenikmatan dari balik tembok kamar setiap malam, melihat kemesraan suami dan madunya setiap saat dan tanpa nafkah lahir batin.
Lalu kenapa lengkuas bertahan ???
Pertanyaan yang sama pernah saya ajukan kepada lengkuas.
"cinta saya sudah lama hilang, bu. Tapi saya tidak ingin menjadi janda. Saya tidak ingin anak-anak saya tidak punya bapak" jawabnya pilu
Si sulung langsung drop belajarnya saat tau bapaknya menikah lagi. Berubah jadi anak yang pemuring dan berutal di sekolah dasar. Sejak itu tak lagi terkontrol. Anak laki-laki itu sudah menikah 4 kali diusianya yang belum 30. Si laki-laki tengah yang sakit-sakitan tidak tamat SMA namun kebanggaan lengkuas -bisa diandalkan untuk mengayomi adik perempuannya. Anaknya yang bungsu baru saja tamat sma dan sedang mencari pekerjaan.
Saat anak-anaknya dari lengkuas sudah mentas, kini laos masih disibukan dengan anak-anak dari istri barunya yang masih duduk di sekolah dasar. Pekerjaan laos serabutan. Kadang menjadi tulang parkir, kadang supir tembak angkot, kadang calo...
"tong, bagi rokok...bagi duit buat adek-adek lu sekolah" kalimat itu yang selalu diutarakan setiap kali anak-anak lengkuas menerima gaji bulanan.
...dan lengkuas tidak pernah mengajari anak-anaknya untuk membenci bapaknya "bagi apa, dek klo ada maaah" pesannya pada ketiga anaknya
Lengkuas tidak pernah meminta kejelasan status perkawinannya. Walau banyak yang meminangnya. Sepenuhnya, dia menerima ketidak adilan yang ditimpakan oleh manusia. Menerima takdirnya dengan lapang untuk membesarkan ketiga amanh Allah...
Lengkuas adalah potret perempuan yang sabar dan tangguh. Dia tidak pernah mengeluh dan sangat mengerti saya serta anak-anak. Kami semua sayang lengkuas :)
Sebut saja namanya lengkuas, wanita paruh baya yang sudah bekerja sebagai khadimat di gubug kami sejak empat tahun yang lalu.
Berbekal ijazah SMP tahun 80 an, Lengkuas muda merantau dari kampungnya di wonosobo. Sebuah pabrik garmen di bekasi menerimanya bekerja sebagai buruh harian. Dibekasi itu pula, lengkuas bertemu pria pilihannya yang kemudian memberinya 3 orang anak. Pria yang berasal dari etnis asli, putra seorang peraji. Laos namanya. Sehari-hari, laos bekerja sebagai supir truk. Menjelang wafatnya, ibu peraji membagi tanah warisannya. Lengkuas membeli tanah bagian dari kakak suaminya agar bisa memperluas rumahnya.
Tidak lama setelah lengkuas melahirkan anaknya yang ketiga, suaminya sering tidak pulang. Setelah bertanya kesana kemari...seorang teman suaminya yang iba namun meminta identitasnya dirahasikan memberitahu kalau suaminya telah menikah lagi dengan seorang janda muda di kota sebelah. Membawa bayi merah perempuan serta dua putra kecilnya, lengkuas berangkat menuju alamat yang diberikan Teman suaminya. Setelah berganti-ganti angkutan umum sejak pagi buta, menjelang siang lengkuas dan anak-anaknya bertemu dengan laos yang sedang mengikat batang kangkung.
"kirain nikah lagi sama orang kaya. Ternyata yang muda sama susahnya kayak saya" ucapan ini yang diingat si madu sepanjang masa sebagai penghinaan
Sejak pernikahan keduanya, laos tidak pernah lagi menafkahi lengkuas dan ketiga anaknya. Lengkuas banting tulang sendiri menjadi buruh harian pabrik untuk menafkahi diri dan anak-anaknya. Lengkuas tinggal di rumah suaminya yang sebagian lengkuas beli pakai uang hasil keringatnya sendiri. Lengkuas tinggal ditengah-tengah keluarga besar laos yang mendukung poligami itu. Sedangkan suaminya tinggal berpindah-pindah rumah kontrakan dengan istri baru dan dua putranya hasil pernikahan sirinya.
Puncaknya, saat ekonomi laos benar-benar terpuruk, laos membawa pulang istri muda dan dua putranya yang masih kecil-kecil. Tinggal satu atap bersama lengkuas dan ketiga anaknya selama bertahun-tahun hingga detik ini. Praktis, rumah berukuran 11 m x 6 m itu sesak dengan tiga orang dewasa dan 5 anak mereka. Laos membagi kamar depan untuk ditinggali bersama istri muda dan dua anaknya sedangkan kamar belakang untuk lengkuas beserta bayi dan dua anak laki-lakinya.
Lengkuas tidak berdaya kecuali menerima keadaan itu. Dimusuhi keluarga besar suaminya, malu kembali membebani orang tuanya yang tidak mampu, mendengar rintihan kenikmatan dari balik tembok kamar setiap malam, melihat kemesraan suami dan madunya setiap saat dan tanpa nafkah lahir batin.
Lalu kenapa lengkuas bertahan ???
Pertanyaan yang sama pernah saya ajukan kepada lengkuas.
"cinta saya sudah lama hilang, bu. Tapi saya tidak ingin menjadi janda. Saya tidak ingin anak-anak saya tidak punya bapak" jawabnya pilu
Si sulung langsung drop belajarnya saat tau bapaknya menikah lagi. Berubah jadi anak yang pemuring dan berutal di sekolah dasar. Sejak itu tak lagi terkontrol. Anak laki-laki itu sudah menikah 4 kali diusianya yang belum 30. Si laki-laki tengah yang sakit-sakitan tidak tamat SMA namun kebanggaan lengkuas -bisa diandalkan untuk mengayomi adik perempuannya. Anaknya yang bungsu baru saja tamat sma dan sedang mencari pekerjaan.
Saat anak-anaknya dari lengkuas sudah mentas, kini laos masih disibukan dengan anak-anak dari istri barunya yang masih duduk di sekolah dasar. Pekerjaan laos serabutan. Kadang menjadi tulang parkir, kadang supir tembak angkot, kadang calo...
"tong, bagi rokok...bagi duit buat adek-adek lu sekolah" kalimat itu yang selalu diutarakan setiap kali anak-anak lengkuas menerima gaji bulanan.
...dan lengkuas tidak pernah mengajari anak-anaknya untuk membenci bapaknya "bagi apa, dek klo ada maaah" pesannya pada ketiga anaknya
Lengkuas tidak pernah meminta kejelasan status perkawinannya. Walau banyak yang meminangnya. Sepenuhnya, dia menerima ketidak adilan yang ditimpakan oleh manusia. Menerima takdirnya dengan lapang untuk membesarkan ketiga amanh Allah...
Lengkuas adalah potret perempuan yang sabar dan tangguh. Dia tidak pernah mengeluh dan sangat mengerti saya serta anak-anak. Kami semua sayang lengkuas :)
Thanks for share, nice info article..
BalasHapus