Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tak lekang oleh waktu (cerpen)

Sebut saja namanya senja, perempuan muda yang ditinggal suaminya- sementara hidupnya masih dirintis dan memiliki seorang anak balita. dibantu keluarganya, senja mencoba bangkit.
Banyak laki-laki yang mendekatinya. namun hanya satu yang betul-betul menyentuh hatinya. si baik yang tidak pernah berhitung pengorbanan dan bertanya. wujud perhatiannya, tanpa diminta, si baik ini mengirimkan hasil keringatnya mengabdi diluar kota. mungkin dia tau dari orang lain tentang balita, mungkin juga tidak. yang pasti, pembicaraan senja dan si baik tidak pernah menyinggung status. senja ingin bicara terus terang, tapi entah bagaimana mengawalinya. maka, senja memutuskan untuk menuggu ditanya. kepada oranglainpun, dia akan bicara jika hanya ditanya.

Hingga pada suatu hari, setelah si baik selesai dengan pengabdiannya, dia hendak melamar senja. sebelum dia melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. malam itu, si baik mengajak senja makan malam romantis disebuah resto dengan view ketinggian jakarta. mereka saling berbagi kabar.

"Kamu ingatkan, sepupu aku - embun ?" tanya si baik

"iya, apa kabarnya mas embun? kata senja

"Mama ku cerita, Embun bilang ke Mamanya -tante ku. klo dia mau ngelamar pacarnya. tapi om dan tante menolak mentah-mentah" jelas si baik

"pacarnya itu si hujan kan, yg cantik itu? kenapa ?" tanya senja

"ternyata si hujan itu udah pernah nikah. punya anak 1. udah tk anaknya" jawab si baik

...Glek

"Klo kamu jadi embun, gimana ?" tanya senja hatu-hati

"ih, najis. aku sih ogah amat ama janda. kayak gadis udah langka apa... malu-maluin orang tua. lagian, mana mama papa bolehin sih..." terang si baik

...Senja menatap si baik lurus-lurus. mendadak wajahnya panas

Kemudian pelayanan mengantar makanan. padahal menu pesanan sudah lengkap. saat tutup makanan dibuka, didalamnya terlihat sebuah cincin biru safir bertahtah berlian.

"Ini cincin yang sama yang dipakai papa ku melamar mama. detik ini, aku melamar mu untuk menjadi istri ku...Ibu dari anak ku kelak. bersediakah engkau ?" tanya si baik sambil berlutut

...Senja menangis. dia berlari pulang. cuma satu inginnya. memeluk balitanya. anak perempuan itu, tidak pernah meminta bapaknya hilang bersama 101 crew dan penumpang pesawat naas itu.

Jawaban si baik, terekam dengan sempurna dan kuat didalam benaknya. menjatuhkan tiap harap dan harga dirinya. bahwa dirinya dan balita pembawa najis yang memalukan dan menjijikan.

*
Sejak hari itu, si baik tidak pernah melihat senjanya lagi. dia tidak pernah tau apa salahnya sehingga perempuan yang begitu dicintai dan diperjuangkan sedemikian rupa sanggup pergi begitu saja dari hidupnya. melalui jejak-jejak yang ditinggalkannya, akhirnya si baik bisa menemui orang tua senja. dari perempuan tua itu, si baik akhirnya tau, bahwa senja sudah menikah dan punya anak. apa susahnya bilang, klo saat dia melamarnya, senja sudah dipinang orang lain ?

Sibaik tidak bisa memaafkan senja. terlalu sakit rasanya. walau tidak pernah ada juga perempuan yang bisa menggantikan senja dihatinya.

Waktu berlalu. dia masih menekuri rendah dirinya. walau sudah ada gelar ahli dibelakang namanya sekarang. papanya sudah meninggal tinggal mamanya yang selalu menagih cucu. kakak adiknya sudah menikah semua. entah, pernikahan selalu mengingatkannya pada senja. jauh dilubuk hatinya, si baik ingin senja menjadi istrinya...Ibu dari anak-anaknya...

Pagi itu, sebuah kabar duka cita melintas di wall fb si baik. seorang teman baiknya sewaktu kuliah meninggal karena serangan jantung. dia mengucapkan duka cita. setelah selesai praktek sore, si baik mengecek banyak pemberitahuan ditelpon pintarnya "Senja mengomentari status yang anda komentari"

"SENJA???" seakan tak percaya. Itukah senjanya...

Kemudian fb merekatkan kembali silahturrahmi yang terputus bertahun-tahun itu. hobi baru si baik adalah membaca pembaharuan apapun dari fb senja dan merambat kepostingan senja yang lalu-lalu. seolah mengejar linimasa berita. apa yang telah ku lewatkan ?

Senja masih senjanya yang dulu. yang selalu menghangatkan suasana dengan riang dan wawasannya. walau senja sudah menjadi ibu untuk anak-anaknya. tapi tunggu ! anak sulungnya lahir tahun 2005 ? bukankah lamarannya dulu disampaikan pada awal 2008 ? si baik tidak pernah melupakan momen terakhir perjumpaan mereka malam itu. momen terbaik, seharusnya.

**

"Senja, aku minta maaf apabila lisan ku menyakiti mu pada pertemuan kita malam itu" kata si baik lirih - suaranya hampir tertelan debur ombak yang menyapu pantai dimana mereka berdua duduk sore itu

...Senja menjadi ibu tunggal setelah suaminya meminta senja membuang balita kepanti asuhan jika ingin tetap menjadi istri dari suaminya.

Senja bersedia menemuinya sore itu.

"Tak perlu ada yang dimaafkan, mas" kata senja sama lirihnya

"TIDAK demikian seharusnya aku menjawab pertanyaan mu, Senja. Tidak" kata si baik

"Janda memang menjijikan, mas. Najis kata mu dulu. Mungkin hanya akan membuat malu dan susah laki-laki dengan menumpang hidup" kata senja

Si baik menangis

"Tidak senja, tak pernah ada yg bisa menggantikan mu. karir ku, hidup ku semuanya utuh untuk mu. tidak akan ada yang direpotkan, tidak akan ada yang dipermalukan. ini hidup ku. ini petualangan ku. Ini resiko ku. Menikahlah dengan ku Senja" kata si baik, mengulangi pinngannya diusianya yang telah matang

"Aku sama anak-anak aja, mas" kata senja perih

...Sebuah penolakan halus

Posting Komentar untuk "Tak lekang oleh waktu (cerpen)"