Anak lelaki penjual koran sore di Manggarai
Anak lelaki itu mendekati kami yang tengah menunggu pesanan mie ayam dipinggir sungai dibilangan Manggarai. Menawari koran sore seharga dua ribu rupiah. Aku jatuh iba melihat mata beningnya. Ku ulurkan uang sepuluh ribu untuk menukarnya dengan sebuah koran. Anak lelaki sebaya Mas itu malah memberiku ku 5 koran sore.
"Kenapa ?" Tanya ku kaget
Dia menggelengkan kepala dan buru-buru berlalu.
"Dia emang begitu, mbak. Enggak pernah mau dikasih uang. tapi klo makanan tuh dia mau" kata ibu penjual mie ayam
setengah jam kemudian, dia kembali lewat diahadapan kami. Kali ini, koran-koran itu telah habis. Aku memanggilnya. Menawarinya untuk makan. yang lagi-lagi ditolaknya. setengah memaksa ku bilang, bungkus ya -untuk ibu atau adik mu ? dia juga menolaknya.
Anak lelaki itu, menjual koran untuk jajan dan makan dia, adik dan ibunya. harus dapat lima puluh ribu sehari. dan ini belum terkumpul. Tapi siswa SD kelas dua itu tetap tidak mau menerima uang ku. Ibunya mengasuh adiknya yang masih kecil. Tinggal tidak jauh dari tempat kami menyantap mie ayam. Disana! Katanya menunjuk sebuah kolong jembatan...
"Kenapa ?" Tanya ku kaget
Dia menggelengkan kepala dan buru-buru berlalu.
"Dia emang begitu, mbak. Enggak pernah mau dikasih uang. tapi klo makanan tuh dia mau" kata ibu penjual mie ayam
setengah jam kemudian, dia kembali lewat diahadapan kami. Kali ini, koran-koran itu telah habis. Aku memanggilnya. Menawarinya untuk makan. yang lagi-lagi ditolaknya. setengah memaksa ku bilang, bungkus ya -untuk ibu atau adik mu ? dia juga menolaknya.
Anak lelaki itu, menjual koran untuk jajan dan makan dia, adik dan ibunya. harus dapat lima puluh ribu sehari. dan ini belum terkumpul. Tapi siswa SD kelas dua itu tetap tidak mau menerima uang ku. Ibunya mengasuh adiknya yang masih kecil. Tinggal tidak jauh dari tempat kami menyantap mie ayam. Disana! Katanya menunjuk sebuah kolong jembatan...
Posting Komentar untuk "Anak lelaki penjual koran sore di Manggarai"