Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penanganan Hipotermi di Pesawat

Dr Tangkas Smhs Sibarani, SpOT (K):

Beberapa hari yang lalu, kami sekeluarga sudah berada dalam pesawat yang akan menerbangkan kami dari Bali menuju Solo.
Pada saat pesawat akan bergerak ke apron,kami dikejutkan pengumuman dari awak pesawat yang meminta jika di antara penumpang ada yang berprofesi dokter,agar segera ke belakang kokpit untuk memberikan pertolongan medis.
Naluri dokter saya,menggerakkan saya segera melepas sabuk pengaman dan berlari ke depan.
Seorang bayi berumur 3 bulan,terbaring diam,agak membiru dan lemas.
Segera saya periksa, tubuhnya dingin. Lalu saya membuka bedongnya untuk pemeriksaan selanjutnya, ternyata si bayi tidak pakai baju,tidak pakai topi bayi,tidak pakai sarung tangan dan kaos kaki. Jadi hanya dibedong saja, itupun tipis.
Awak pesawat segera menaikkan suhu ruangan. Saya periksa, denyut jantung masih ada, tetapi tidak ada respon. Segera kita selimuti, setelah itu kita stimulasi, lalu sang bayi pun menangis dan tangan serta kakinya bergerak-gerak. PLONG
 

 

Catatan saya:
1.Bayi ini anak pertama dari pasangan suami isteri yang masih sangat muda, jadi saya pikir mereka belum berpengalaman merawat bayi, apalagi jika harus membawa bayi berumur 3 bulan bepergian dengan pesawat terbang.
2.Sang Ibu tidak memakaikan baju, popok,sarung tangan,sarung kaki dan topi bayi. Hanya dibalut bedong tipis. Ya pastilah kedinginan didalam pesawat yang suhunya dingin.
3.Ketika saya tanya kenapa tidak di baju in,jawabannya : tadi habis muntah,pakaiannya basah, dilepas, tetapi baju gantinya ada di koper dibagasi. OMG !!!!!
4.Bayi ini mengalami hipotermia ringan yang baru beberapa menit saja terjadinya.
5.Berhati-hati dengan hipotermia ,terutama pada bayi,anak-anak dan manula.
6.Apa itu hipotermia ? Simak berikut ini.

Hipotermia.
Secara definisi diartikan sebagai suatu kondisi darurat yang membutuhkan penanganan medis darurat, dimana hal ini terjadi saat temperatur tubuh menurun secara drastis di bawah suhu normal yaitu dibawah 35 - 36 derajat Celcius, suhu dimana tubuh manusia dapat melaksanakan fungsi dan metabolisme dengan baik.

Penyebabnya adalah ekspos tubuh dengan udara dingin,misalnya karena tidak mengenakan pakaian yang tepat saat mendaki gunung,berada terlalu lama ditempat yang dingin, jatuh ke kolam berisi air yang dingin,mengenakan pakaian yang basah atau suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah (khususnya bagi bayi,anak kecil dan manula).
Hipotermia dapat terjadi pada siapa saja, tetapi yang rentan adalah usia bayi dan manula.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, yaitu :
-alkohol dan obat2 terlarang.
-penyakit yang mempengaruhi memori,misalnya Alzheimer.
-penyakit yang mempengaruhi mekanisme pengendali suhu tubuh seperti anoreksia nervosa, stroke dan hipotiroidisme.
-obat2 antidepresan,sedatif serta opiat.
-berlama lama ditempat dingin.

Gejalanya beragama:
1.Bayi yang terkena,kadang2 tampak seperti sehat,tetapi kulitnya dingin. 
2.Cenderung diam, lemas dan tidak mau minum makan.
3.Gejala berkembang secara perlahan lahan,sehingga sering tidak disadari oleh pengidapnya atau orangtua bayi.
4.Jika ringan,akan menunjukkan gejala menggigil,disertai rasa lelah,pusing,lapar,mual,kulit yang dingin atau pucat, serta nafas yang cepat. Jika suhu tubuh terus menurun hingga dibawah 32 derajat Celcius, pengidap biasanya tidak mampu untuk menggigil lagi. Ini mengindikasikan tingkat keparahan hipotermia sudah masuk dalam tahap sedang hingga berat, dimana gejalanya akan meliputi :
a.ngantuk atau lemas. 
b.bicara tidak jelas.
c.bingung atau linglung.
d.kehilangan akal sehat.
e.kesulitan bergerak.
f.koordinasi tubuh menurun.
g.nafas yang pelan dan pendek.
Jika tidak segera ditangani,suhu tubuh akan makin menurun dan menyebabkan gejala2 berikut ini:
h.kesadaran yang terus menurun hingga pingsan.
i.pupil mata melebar.
j.napas pendek atau tidak bernapas.
k.denyut nadi lemah,tidak teratur atau bahkan tidak teraba sama sekali.

Jika bayi,anak dan anggota keluarga kita mengalami tanda2 diatas,segera ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan darurat.

Tindakan pertolongan pertama  sebelum dibawa atau sebelum tiba di rumah sakit adalah:
1.Beri pernapasan buatan jika pengidap berhenti bernapas.
2.Perlakukan pengidap dengan hati hati,jangan mengguncang guncang atau memijat mijat tubuh pengidap.
3.Pindahkan keruangan yang hangat, tetapi jangan langsung memandikan dengan air hangat.
4.Lepaskan pakaian basah,ganti dengan pakaian kering.
5.Selimuti tubuh,terutama perut dan kepala.
6.Jika di luar ruangan atau dialam terbuka,Lapisi tanah dengan selimut sebelum membaringkan pengidap. 
7.Berbagi panas tubuh dengan pengidap,dengan memeluknya secara hati hati,lebih baik jika kontak kulit penolong dengan kulit pengidap.
8.Beri minuman hangat jika pengidap masih sadar dan bisa menelan. Jangan memberi  minuman beralkohol atau berkafein.
9.Gunakan handuk kering yang dihangatkan atau botol berisi air hangat untuk mengompres. Kompres sebaiknya diletakkan di leher,dada atau selangkangan. Jangan meletakkan kompres dibagian kaki atau tangan, karena dapat mendorong darah yang dingin mengalir ke jantung,paru2 dan otak.

Sesampainya di rumah sakit,tepatnya di IGD, petugas medis akan melanjutkan penanganan selanjutnya.

Bayi,anak2 dan manula lebih rentan terkena serangan hipotermia ,karena itu pencegahannya adalah :
1.Pakaikan baju atau jaket tambahan agar lapisan perlindungan lebih tebal, bila bepergian atau berada ditempat bersuhu dingin.
2.Jangan biarkan bayi tidur didalam ruangan yang suhunya terlalu dingin.
3.Jangan biarkan anak anak bermain di luar saat hujan atau cuaca dingin.

Demikian sedikit info sehat,semoga bermanfaat.

Salam,

Dr Tangkas SMHS Sibarani,SpOT(K).
----------
We Share We Care 😉

Posting Komentar untuk "Penanganan Hipotermi di Pesawat"